Rabu, 17 Desember 2008

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi manusia. air dikonsumsi sebagai minuman dan dalam pengolahan bahan makanan, untuk sanitasi air digunakan dalam keperluan MCK (mandi, cuci, kakus). Air sangat bermanfaat bagi manusia, tetapi air bisa berubah menjadi sumber petaka, seperti hujan yang lebat dan berlangsung lama akan menyebabkan banjir.

Permukaan tanah sebagai tempat jatuh dan mengalirnya air hujan. Permukaan tanah yang diatasnya tidak terdapat bangunan akan mudah meresapkan air hujan dengan cepat, tetapi bila hujan jatuh pada daerah yang permukaan tanahnya tertutup oleh lapisan yang kedap air seperti bangunan, jalan raya, trotoar dan lain-lain, maka air hujan tidak akan dapat meresap. keadaan yang demikian apabila terjadi hujan cukup lebat dan melebihi kapasitas saluran drainase, maka akan terjadi genangan.

Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, mempunyai letak strategis dari segi hubungan darat maupun laut. ngantuk ah... besok lagi

Read More......

Selasa, 16 Desember 2008

ABSTRAK

Siswadi. 2002. Kolam Penampung Sebagai Alternatif Pengendalian Banjir di Simpang Lima Semarang

Simpang Lima merupakan bagian dari kota Semarang dengan kondisi elevasi antara 0% - 15% dan potensial terjadi genangan. Keadaan ini disebabkan saluran drainase yang kurang mampu dalam menampung air hujan akibat sedimentasi. Penanganan genangan penting dilakukan agar Semarang terhindar dari banjir (genangan). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kolam penampung sementara. Dalam studi ini yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar limpasan air yang terjadi di Simpang Lima karena Q10 tahun, seberapa besar dimensi kolam penampung yang dapat dibangun di Simpang Lima semarang dengan Q10 tahun. Seberapa besar kemampuan kolam penampung dalam mengurangi volume genangan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui dimensi kolam penampung yang dapat dibangun di Simpang Lima Semarang, sebagai alternatif pengendalian genangan air hujan.

Data yang tersedia untuk dilakukan analisis adalah data hujan yang diambil dengan perekam alat otomatis selama 11 tahun yaitu dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000. Periode ulang diambil 10 tahun. Analisis curah hujan dengan agihan Log pearson Type III untuk mendapatkan curah hujan rancangan kota Semarang. Analisis debit banjir rancangan dengan hidrograf satuan sintetik Dr. Nakayasu untuk mendapatkan debit banjir rancangan DAS Simpang Lima Semarang. Kapasitas kolam penampung didasarkan pada konsep dasar keseimbangan neraca air. Tampungan merupakan selisih antara masukan (inflow) dan keluaran (outflow). Selisih terbesar merupakan volume yang harus ditampung kolam. Analisis dimensi kolam penampung dengan rumus atematika volume kubus.

Debit banjir DAS Simpang Lima Semarang berdasarkan puncak banjir DAS yang dihitung dengan hidrograf satuan sintetik Dr. nakayasu sebesar 9,333 m3/dtk pada jam kedua (t2). Dimensi kolam penampung yang dapat dibangun di Simpang Lima Semarang adalah tinggi kolam (H) 0,40 m, dengan panjang kolam (P) 225 m, lebar kolam (L) 150 m. Kemampuan kolam penampung dalam mengurangi genangan adalah sebesar 12413, 11 m3.

Read More......